Sabtu, 08 Februari 2014

JILBAB MELINDUNGI HARGA DIRI WANITA

Saya sangat suka melihat wanita memakai jilbab, karena selain dapat menutup aurat juga dapat menjaga dari pandangan mata untuk dapat memelihara amanahnya. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus menjaga pandangan mata ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi. Baru selangkah keluar rumah sudah ada cobaan visual untuk mata saya. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, menatap ke atas langit atau menunduk ke tanah. Astaghfirullah... “mengapa tidak ditutup auratnya?” begitu gumamku dalam hati dan sering pula aku memperingatkan mereka lewat kata menjadi kalimat, namun mereka hanya berkata “iya” saja (masuk kuping kiri keluar kuping kanan), bahkan ada yang tidak mempedulikan. Tapi memang mungkin mereka belum mendapat petunjuk hidayah dari Tuhan. Yang penting aku sudah mengingatkan. Jadi kemana lagi mata ini harus memelihara pandangannya? Kalau berbicara nafsu, jelas sekali pasti laki-laki suka. Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan di sekitar saya yang membuat saya tenang dengan pandangan. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Sesungguhnya mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata damai di hati. Bukan paras yang membuat visualisasi ini menjadi panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran-pikiran negatif dan hatipun akhirnya menjadi keras. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya muslimah yang tidak berjilbab malu. Dan kesimpulannya adalah rasa dihormati dan dihargai dari seorang wanita akan berkurang apabila dia semakin memperlihatkan auratnya. Bahkan kasus yang paling mengerikan dan tidak diharapkan adalah terjadinya tindak kekerasan dan pelecehan seksual. Karena di mata lelaki (yang zholim) rasa dihormati dan harga diri mereka sudah berkurang dengan terbukanya aurat mereka yang diperlihatkan

Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin banyak yang menjawabnya "lelaki". Tapi bukan itu? Kalau begitu betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki normal dan yang mencoba menahan pandangannya di jaman sekarang ini. Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Orang pasti akan beli kalau ada yang menawarkan. Apalagi gratis, pasti semua orang akan berebut. Nah apa bedanya dengan wanita yang menawarkan penampilan auratnya  pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat pasti penasaran. Begitulah keseharian banyak pria harus menahan penyiksaan cobaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Apakah lelaki harus menikmatinya...? ya Alhamdulillah kalo di kampus pandangan ini bisa dipelihara, tapi kalo di tempat lain. saya sungguh takut dan khawatir. Saya juga sangat prihatin apabila melihat wanita (kalau di kampus) yang biasanya kalau bertemu saya memakai jilbab, tapi ketika di luar kampus jilbabnya dilepas. Apakah memakai jilbab hanya menjadi formalitas untuk bisa masuk kampus dan menerima ilmu. Kalau mereka tidak ikhlas, apakah ilmu yang dituntutnya akan masuk dalam pengetahuan mereka? Sungguh sulit. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan kegunaan mata ini? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup.

 Allah Taala telah berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya", yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nuur : 30-31).


Jadi tak salah saya sering berdiam diri, males keluar, menarik diri, (tapi tidak selamanya, kalau ada yg harus pekerjaan saya lakukan membuat saya keluar apa salahnya selama pandangan ini tetap dijaga) duduk di depan komputer ngerjain tugas, belajar dan membaca buku2 yg bermanfaat, karena saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah begini daripada menerima tawaran dosa, dan saya tak bisa pertanggungjawabkan nantinya di akhirat. Jadi tak salah juga bukan? kalau sekarang saya paling malas diajak bepergian ke mall, jjs, kafe, pantai, dan ke manapun  tempat yang selalu menampilkan aurat yg seharusnya ditutupi untuk memelihara pandangan mata ini. Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung mau bagaimana lagi. Bagi anda para wanita apakah akan selalu memperlihatkan sesuatu yang seharusnya tidak diperlihatkan? pikirkanlah mana yang baik dan mana yang buruk. So, saudaraku muslimah berjilbablah, tapi juga dengan berjilbab yang beretika yang baik dan benar, jangan hanya sekedar nempel nutupin rambut doank tapi masih terlihat  walau transparan ... karena wanita yang berjilbab sempurna itu sungguh lebih nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona dan tentunya sejuk dimata lelaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar